Partai Buruh meraih kekuasaan, namun bulan madu Keir Starmer mungkin singkat: hal-hal penting yang bisa di ambil dari pemilu Inggris
Keir Starmer adalah perdana menteri baru Inggris setelah menyapu bersih era pemerintahan Konservatif selama 14 tahun dengan memimpin partai Buruh kiri-tengah meraih kemenangan telak dalam pemilu.
Inggris menolak Partai Konservatif dengan selisih yang bersejarah, dan Starmer akan menjadi perdana menteri yang sangat berkuasa.
Namun ada masalah mendesak yang memerlukan perhatiannya. Dan seiring dengan berakhirnya pemilu, sejumlah tren yang membuka mata terlihat jelas.
Inilah yang perlu Anda ketahui.
Partai Buruh mengalami keruntuhan yang besar namun rapuh
Kemenangan Partai Buruh sungguh dahsyat. Hal ini hampir belum pernah terjadi sebelumnya; hanya Partai Buruh pimpinan Tony Blair yang pernah memenangkan lebih banyak kursi dalam pemilu.
Berpidato di depan publik sebelum memasuki 10 Downing Street pada Jumat sore, Starmer berjanji untuk kembali ke politik pelayanan publik, dan berjanji untuk menyembuhkan “kelelahan di jantung bangsa” dengan “tindakan, bukan kata-kata.”
Partai Buruh meraih kekuasaan, namun bulan madu Keir Starmer mungkin singkat
Namun kemenangan Partai Buruh juga rapuh. Perincian perolehan suara memperjelas bahwa pemilu ini, atau bahkan lebih, merupakan kemarahan publik terhadap Partai Konservatif dan juga kegembiraan atas tawaran Partai Buruh.
Partai Starmer hanya meningkatkan perolehan suaranya sebesar beberapa poin persentase di bandingkan perolehan suaranya yang suram pada tahun 2019. Meskipun partai tersebut mungkin akan memperoleh kursi hampir dua kali lipat. Starmer memenangkan perolehan suara yang lebih kecil di bandingkan pendahulunya. Jeremy Corbyn pada tahun 2017, sebuah pemilu yang juga kalah dari Partai Buruh. Perolehan suara ini terbantu dari perolehan suara dari perolehan suara yang kuat dari kelompok populis Reformasi Inggris, yang berhasil merebut suara dari kubu Konservatif.
Statistik tersebut menyoroti keanehan sistem pemungutan suara first-past-the-post di Inggris, namun juga bahaya yang di hadapi Starmer. Dia akan memerintah dengan mayoritas kuat di parlemen, namun koalisi publik yang dia bangun tidak akan memberinya masa bulan madu yang lama.
Dia akan di tentang oleh Partai Konservatif, namun juga oleh. Partai Reformasi, yang menantang kandidat Partai Buruh untuk mendapatkan beberapa kursi di seluruh negeri. Dan sekumpulan pendukung sayap kiri juga akan berusaha mengalihkan perhatian dari. Starmer; pendahulunya Corbyn, yang telah di usir oleh partai tersebut, menang sebagai calon independen di. Islington North dan akan menjadi wajah oposisi tersebut.